JAMUR BERACUN
Jamur Russula
Emetica
|
Jamur Russula
Emetica
Jamur ini sangat
cantik dan mudah patah, buahnya setinggi 5-10cm, tudungnya berwarna merah
muda bila masih muda, dan merah tua bila sudah tua. Tudung berbentuk cembung
datar dengan permukaan atasnya rata dan tepinya bercelah-celah. Batangnya
tegak tetapi dalamnya keropos.
|
Jamur Lactarius
Torminosus
|
Jamur Lactarius
Torminosus
Jamur
ini buahnya yang patah akan mengeluarkan getah putih seperti susu atau agak
berwarna. Daging jamur renyah, buahnya tumbuh sendirian. Tingginya 5 -10cm.
bentuk tudungnya bulat cembung ditengah-tangahnya agak lengkung. batangnya
bulat panjag dan berongga.
|
Jamur Amanita
|
Jamur Amanita
Jamur
ini warna buahnya beraneka, tingginya 10-15cm. Bentuknya licin
dan warnanya sama dengan tudungnya. Bilah-bilahnya putih, tidak melekat pada
batang.
|
Jamur Boletus
|
Jamur Boletus
Jamur
jenis ini tudungnya tidak memiliki helai, namun bagian bawah berpori-pori,
keseluruhannya berbentuk daging. Bilamana tubuhnya terbuka, maka daging yang
semula berwarna kuning berubah menjadi biru kelam. Rasa daging pahit dan
berbau memuakkan.
|
Galerina marginata
|
Galerina marginata
Galerina adalah genus
jamur kecil coklat saprobik, dengan lebih dari 300 spesies yang
ditemukan di seluruh dunia,
dari jauh di utara ke Pulau Macquarie terpencil di Samudra Selatan. Spesies
ini biasanya kecil, langsing dan berbatang rapuh. Mereka sering ditemukan
tumbuh pada kayu, dan tanah.
Sumber:http://williamlonely.blogspot.com/2010/10/artikel-jamur-beracun.html
|
Gyromitra
esculenta
|
Gyromitra
esculenta
Gyromitra esculenta, salah satu dari beberapa
spesies jamur yang dikenal sebagai morels palsu. Biasanya
jamur ini tumbuh di tanah berpasir di bawah pohon jenis konifera pada musim
semi dan awal musim panas. Jamur ini berbentuk sebuah otak yang tidak teratur
atau topi coklat tua yang dapat mencapai 10 cm dan 15 cm lebarnya.
|
Cortinarius
rubellus
|
Cortinarius
rubellus
Jamur ini memiliki spora yang berwarna coklat ke
orange. Habitatnya adalah di hutan
dengan tanah asam. Tingginya adalah 3-7 cm. Seringkali
memiliki ketinggian berwarna lebih curam dan lebih gelap di bagian atas tudung.
|
Clitocybe
dealbata
|
Clitocybe
dealbata
Clitocybe dealbata,
juga dikenal sebagai corong gading,
adalah jamur yang berwarna putih kecil berbentuk corong kulat yang banyak dijumpai pada rumput,
padang rumput dan daerah berumput
lainnya di Eropa dan Amerika Utara.
Juga dikenal sebagai jamur berkeringat. Jamur ini sangat beracun dengan cairan yang
semacam keringat yang dihasilkannya.
Sumber:
http://en.wikipedia.org/wiki/Clitocybe_dealbata
|
Conocybe
filaris
|
Conocybe
filaris
Conocybe filaris
adalah jamur rumput yang secara luas didistribusikan dan sangat umum hidup di barat laut pasifik. Jamur ini berisi mikotoksin.
Conocybe filaris memiliki topi yang
berbentuk kerucut, memperluas untuk datar,
biasanya dengan sebuah umbo. Hal ini kurang dari
3 cm, memiliki bagian atas
coklat halus. Insang berwarna coklat berkarat. Tangkainya tebal 2 cm dan 1
sampai 6 cm, halus, dan
cokelat, dengan cincin menonjol
dan bergerak.
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Conocybe_filaris
|
Hypholoma
fasciculare
|
Hypholoma
fasciculare
Hypholoma fasciculare
adalah jamur hutan dan
merupakan jamur kecil saprophagic dengan insang tumbuh subur dalam
rumpun besar pada tunggul,
akar mati atau busuk
batang pohon broadleaved.
Jika dikonsumsi dapat menyebabkan
muntah, diare dan kejang. Konstituen
utama beracun telah
diberi nama fasciculol E dan
fasciculol F. Rasanya sangat pahit, meskipun tidak pahit saat
dimasak, tapi masih beracun.
Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Hypholoma_fasciculare
|
Entoloma
sinuatum
|
Entoloma
sinuatum
Entoloma sinuatum
adalah jamur beracun yang ditemukan
di Eropa dan Amerika Utara. Muncul
pada akhir musim panas dan musim gugur,
tubuh buah ditemukan di hutan gugur di
lapangan tanah liat atau kapur
tanah, atau taman di dekatnya, terkadang dalam bentuk cincin peri.
Padat dalam bentuk, mereka menyerupai anggota Tricholoma genus. Gading
untuk cahaya abu-abu kecoklatan
topi adalah hingga 20 cm (8 inci) dengan
margin yang digulung ke dalam. Insang sinuate
yang pucat kekuningan
dan sering, menjadi merah muda sebagai spora berkembang.
Batang putih dan tebal memiliki cincin.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Entoloma_sinuatum
|
MIKROBA INVASIF SELAIN BAKTERI
1.
Kapang
·
Aflatoksin
oleh Aspergillus Flavus
Aflatoksin
adalah senyawa racun yang dihasilkan oleh metabolit sekunder kapang Aspergillus
flavus dan A.parasiticus. Kapang ini biasanya ditemukan pada bahan pangan/pakan
yang mengalami proses pelapukan (Diener dan Davis 1969), antara lain jagung. Pertumbuhan aflatoksin dipacu oleh kondisi lingkungan dan iklim, seperti
kelembapan, suhu, dan curah hujan yang tinggi. Kondisi seperti itu biasanya
ditemui di negara tropis seperti Indonesia. Senyawa aflatoksin terdiri atas
beberapa jenis, yaitu B1, B2, Gl, dan G2, namun yang paling dominan dan
mempunyai sifat racun yang tinggi dan berbahaya adalah aflatoksin B1 (Diener
dan Davis 1969). Aflatoksin dapat mencemari kacang tanah, jagung, dan hasil
olahannya, serta pakan ternak. Hewan ternak yang mengonsumsi pakan tercemar
aflatoksin akan meninggalkan residu aflatoksin dan metabolitnya pada produk
ternak seperti daging, telur, dan susu. Hal tersebut menjadi salah satu sumber
paparan aflatoksin pada manusia. Aflatoksin
dapat mengakibatkan penyakit dalam jangka pendek (akut), maupun jangka panjang (kronis). Namun, keracunan akut jarang terjadi sehingga tingkat
kewaspadaan masyarakat terhadap pencemaran aflatoksin pada pangan
dan pakan relatif rendah.
·
Ochratoksin
Ochratoxin dihasilkan oleh cendawan dari genus Aspergillus, Fusarium, and Penicillium dan banyak terdapat di berbagai macam makanan, mulai dari
serealia, babi, ayam, kopi, bir, wine, jus anggur, dan susu. Secara umum, terdapat tiga macam ochratoxin yang
disebut ochratoxin A, B, dan C, namun yang paling banyak dipelajari
adalah ochratoxin A karena bersifat paling toksik di antara yang
lainnya. Pada suatu penelitian menggunakan tikus dan mencit, diketahui bahwa ochratoxin A dapat
ditransfer ke individu yang baru lahir melalui plasenta dan air susu induknya. Pada anak-anak (terutama
di Eropa), kandungan ochratoxin A di dalam tubuhnya relatif lebih besar
karena konsumsi susu dalam jumlah yang besar. Infeksi ochratoxin A juga
dapat menyebar melalui udara yang dapat masuk ke saluran pernapasan.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Mikotoksin#Ochratoxin
2. Virus
·
Hepatitis
A
Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan virus
hepatitis A. Infeksi ini ditularkan melalui makanan dan minuman atau juga
melalui kontak langsung. Hubungan seksual, khususnya secara anal dan oral, juga
bisa menjadi penyebab penularan hepatitis A. Hepatitis A paling ringan
dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C
disebarkan melalui media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya
dibanding Hepatitis A. Virus hepatitis A memiliki masa inkubasi tertentu . Waktu terekspos
sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. penderita akan mengalami
gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus,
seringkali terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan
seluruh badan terasa lemas. Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus,
tidak seperti demam yang lainnya yaitu pada demam berdarah, tbc, thypus, dan
lain-lain.
Sumber :
http://blogs.itb.ac.id/iisseptiana/2011/11/18/hepatitis-a/
·
Hepatitis
E
Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV)
ditularkan melalui kotoran manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau
minuman yang terkontaminasi. Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di
daerah bersanitasi buruk yang mendukung penularan virus. Hepatitis E menyebabkan penyakit akut
tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara umum, penderita hepatitis E
sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat kecil pasien (1-4%),
terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang
berbahaya. Saat ini belum ada
vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial, hanya dapat mencegahnya melalui
penerapan standar kebersihan yang baik.
3. Helmintes
·
Ascaris lumbricoides
Menyebabkan penyakit
yang disebut Askariasis. Mereka hidup di rongga usus halus manusia. Berukuran
10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk cacing betina. Satu cacing
betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan 200.000
telur setiap harinya. Telur cacing ini dapat termakan oleh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian
berkembang jadi larva menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru-paru.
Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut terinfeksi sindroma loeffler.
Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan mendiami usus manusia dan menyerap
makanan disana, disamping tumbuh dan berkembang biak. Inilah yang menyebabkan
seseorang menderita kurang gizi karena makanan yang masuk diserap terus oleh
Ascaris lumbricoides.
http://nilna.wordpress.com/2008/07/14/cacing-cacing-berbahaya-yang-hidup-di-usus-manusia/
·
Trichinella spiralis
Cacing ini menyerang usus halus manusia. Bagi orang yang suka
mengonsumsi daging babi yang mentah atau kurang matang, kemungkinan untuk
menderita penyakit trikiniasis lebih besar. Oleh karena daging babi sebagai
pembawanya, trikiniasis jarang mengonfeksi masyarakat dengan penduduk mayoritas
muslim. Trichinella spiralis dewasa berbentuk halus seperti rambut. Mereka
hidup di dalam usus halus dengan panjang 3-4 mm untuk cacing betina dan 1,5 mm
untuk cacing jantan. Larva cacing ini dapat menginfeksi otot sehingga terjadi
nyeri otot dan radang otot. Infeksi berat larva Trichinella spiralis, yaitu
mengandung lebih dari 5.000 larva per kg bb, dapat menimbulkan kematian dalam
jangka waktu 2-3 minggu.
http://nilna.wordpress.com/2008/07/14/cacing-cacing-berbahaya-yang-hidup-di-usus-manusia/
4. Protozoa
·
Entamoeba histolytica
Protozoa ini menyebabkan penyakit yang di namakan amoebiasis baik yang
bersifat siptomatik maupun yang bersifat asiptomatik akut maupun kronis. Amoebiasis akut yang
bermanifestasi sebagai disentri dapat menjadi sangat berbahaya terutama yang
beriklim tropis seperti Indonesia di bandingkan dengan daerah yabg beriklim
sedang. Amoebiasis yang
nondisentri merupakan gejala yang paling banyak di temukan dengan tanda
–tanda sering sakit perut di ikuti defekasi dengan tinja air. Di samping itu amoebiasis yang non
simptomatik sangat pula sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Komplikasi dari amoebiasis dapat
terjadi baik pada amoebiasis simptomatik amupun yang asiptomatik, misalnya terjadinya abses
hepar,pleuritis amoebiasis,pericarditis,amoeboma,striktura
pada usus bahkan amoebiasis serebral,genital dan kulit. Manusia terinfeksi entamoeba
histolytica bila mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi cyste protozoa
ini. Cyste yang telah
tua merupakan cyste yang infektius dan bukan yang masih muda, sebab cyste yang masih muda gampang di hancurkan oleh
asam lambung.
Sumber : http://dominikaika.wordpress.com/2011/05/26/entamoeba-histolytica/
FBMD (FOOD
BORNE MICROBIAL DISEASES) YANG TERGOLONG GRAM POSITIF DAN GRAM NEGATIF
A. GRAM POSITIF
1.
Bacillus cereus
Bacillus merupakan bakteri Gram positif, aerobik, batang pembentuk spora, kadang-kadang memperlihatkan
reaksi Gram-negatif. Bacillus cereus merupakan bakteri fakultatif anaerob
dengan ukuran sel-sel vegetatif sekitar 1.0m x
3.0 – 5.0 m dalam bentuk rantai. Sebagian galur bersifat psikrotrofik (tumbuh pada
4-5oC) tetapi tidak pada 30-35oC. Galur lain bersifat
mesofilik dan dapat tumbuh antara 15oC dan 50 atau 55oC,
sedangkan suhu optimum pertumbuhan berkisar: 30 – 40oC. Umumnya
tidak tumbuh pada pH 4.8 dalam media yang diasamkan dengan HCl atau pH 5.6
dalam media yang diasamkan dengan asam laktat. Tidak akan tumbuh pada aw 0.92 –
0.93 dengan NaCl sebagai humektan. Asam sorbat 0.26% pada pH 5.5 dan kalium
sorbat 0.39% pada pH 6.6 menghambat pertumbuhannya. Penambahan 0.2% kalsium propionat
pada adonan roti dapat menghambat germinasi organisme. Makanan yang akan
disimpan harus didinginkan dengan cepat sampai suhu <10oC yang mencegah pertumbuhan Bacillus cereus. Makanan yang akan disimpan panas,
harus dipertahankan suhunya di atas 60oC.
2.
Clostridium botulinum
Sejak tahun 1793 telah
dilaporkan penyebab penyakit dan kematian oleh konsumsi sosis “botulus” dan
penyakitnya disebut botulisme. Toksinnya bersifat tidak tahan panas (80oC,10’), tetapi sangat toksik (10-8 g
mengakibatkan kematian). Sifat-sifat mikrobanya adalah Gram positif, motil
(flagela peritrichous), anaerobik obligat, berbentuk batang dengan spora
berbentuk oval. Botulisme
pada manusia (2 – 10 mm) disebabkan oleh tipe A, B, E. Pertumbuhan pada pH minimum
adalah 4.7, penting untuk industri pengalengan. Gejala dikelompokkan menjadi botulisme asal makanan
(foodborne), botulisme pada bayi dan botulisme yang menimbulkan luka. Gejala
botulisme pada makanan dapat muncul beberapa jam atau beberapa hari seperti
lemas, fatig, vertigo, pandangan buram, kesulitan berbicara dan menelan akibat
sarafnya terserang dan gagal bernapas yang dapat menimbulkan kematian. Pada
botulisme tipe E, menimbulkan mual dan muntah-muntah dan mortalitas rendah.
3.
Clostridium perfringens
Clostridium perfringens
adalah bakteri Gram positif, batang anaerobik (mikroaerofilik) dan non-motil.
Spora diproduksi segera dalam usus, memproduksi kapsul, memfermentasi laktosa,
mereduksi nitrat dan mempunyai
aktivitas lesitinase (aktivitas m-toksin). Gejala penyakit yang timbul meliputi
sakit perut, mual
dan diare akut, 8-24 jam setelah menelan sejumlah besar organisme. Penyakit
berlangsung singkat, sembuh sendiri (self limiting), dan pulih dalam waktu 24-48 jam.
4.
Listeria monocytogenes
Bakteri ini termasuk
kelompok Gram positif, batang pendek, tidak membentuk spora, katalase positif, dan fakultatif anaerobic. Kadang-kadang berbentuk bulat,
panjang 10 mm. Motil pada suhu 25oC,
non-motil pada 35oC. Koloni mempunyai penampakan abu-abu kebiruan. Terdapat 8
spesies, spesies terpenting penyebab infeksi manusia adalah Listeria
monocytogenes.
5.
Staphylococcus aureus
Staphylococcus
aureus adalah bakteri Gram positif, berbentuk kokus (diameter 1 mikron), bersifat katalase positif
dan anaerob fakultatif. Bakteri ini termasuk mesofil dengan suhu pertumbuhan berkisar antara 7-
48oC, dan suhu optimum 35 – 40oC. Nilai ketahanan
panasnya adalah D62 20-65 detik dan D72 4.1 detik dalam susu. Nilai pH optimum adalah 6 – 7, pH minimum 4.0, dan pH maksimum 9.8 – 10.
Bakteri ini memproduksi enterotoksin, serta toleran terhadap garam dan aw
rendah. Dapat tumbuh baik pada 5 – 7% NaCl dan ada yang mampu tumbuh sampai 20%
NaCl. Dapat tumbuh pada aw 0.83 dan pH 20 jam) dan tumbuh lambat. S. aureus segera terbunuh oleh
iradiasi. Enterotoksin sangat
tahan terhadap iradiasi gama dan tidak akan hancur oleh dosis yang umumnya
diterapkan pada makanan. Bakteri ini tahan garam dan tumbuh pada aktivitas air
serendah 0.85 (kadar garam 25% w/w).
B. GRAM NEGATIF
1. Campylobacter
jejuni
Bakteri ini bersifat obligat mikroaerofilik (optimum pada 5% O2), termasuk
bakteri Gram negatif, sel-sel berbentuk spiral dan motil. Bersifat
oksidase positif, katalase positif, dan nilai pH optimum pertumbuhan bakteri
adalah 6,5 – 7,5. Adanya oksigen akan meningkatkan kematian. Menyebabkan
aborsi, infertilitas, penyebab enteritis dan bakteremia akut pada manusia.
Bakteri mempunyai antigen O yang stabil panas. Terdapat 3 spesies Campylobacter yaitu C. jejuni, C. coli, C.
laridis.
2. Escherichia
coli
Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif secara normal (komensal) terdapat pada saluran
usus besar/kecil anak-anak dan orang dewasa sehat dan jumlahnya dapat mencapai
109 CFU/g. Bakteri ini dikenal sebagai mikroba indikator kontaminasi fekal dan
dibagi dalam dua kelompok yaitu nonpatogenik dan patogenik. Ada empat kelompok
patogenik penyebab diare yaitu EPEC (Enteropatogenik Escherichia coli), ETEC
(Enterotoksigenik Escherichia coli), EIEC (Enteroinvasif Escherichia coli) dan
E. coli penghasil verotoksin (VTEC). Istilah lain juga digunakan untuk VTEC seperti
E. coli penghasil toksin mirip-Shiga (SLTEC) dan E. coli penghasil toksin Shiga
(STEC). Istilah enterohemoragik E. coli (EHEC) digunakan untuk galur-galur yang
menyebabkan diare berdarah. EHEC mempunyai faktor virulen disamping produksi
sitotoksin Vero, yang penting dalam menimbulkan penyakit yang berat pada
manusia.
3. Salmonella sp.
Salmonella
sp. merupakan bakteri batang Gram negatif, anaerobik fakultatif, bersifat motil
dengan flagela peritrikus kecuali S. pullorum dan S. gallinarum, yang tidak
memiliki flagela. Salmonella tumbuh optimum pada suhu 35oC sampai 37oC,
memecah berbagai jenis karbohidrat menjadi asam dan gas, dapat menggunakan
sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon, memproduksi H2S, dan
mendekarboksilasi lisin dan ornitin masing-masing menjadi kadaverin dan
putresin. Mikroba ini bersifat oksidase negatif dan katalase positif.
4. Shigella sp.
Shigella
merupakan bakteri gram
negatif termasuk anggota famili Enterobacteriaceae. Bakteri bersifat nonmotil,
tidak membentuk spora, berbentuk batang, katalase positif, oksidase negatif,
dan fakultatif anaerob. Produksi asam tanpa gas dari glukosa, bersifat mesofil
dengan suhu pertumbuhan antara 10 – 45oC, pH optimum 6 –
8 dan peka terhadap panas.
5. Vibrio
Vibrio
adalah bakteri Gram negatif
pleomorfik (bentuk kurva atau lurus), batang pendek, motil dengan flagela
polar. Sel-sel bersifat katalase dan oksidase-positif, serta anaerobik
fakultatif. Natrium klorida merangsang pertumbuhan semua jenis Vibrio dan
merupakan persyaratan obligat untuk sebagian jenis. Kadar optimum untuk
pertumbuhan spesies yang penting secara klinis adalah 1– 3% V. parahaemolyticus
tumbuh optimum pada NaCl 3 % dan akan tumbuh pada konsentrasi antara 0.5 dan
8%. Minimum aw untuk pertumbuhan V. parahaemolyticus beragam antara 0.93 –
0.987 tergantung dari padatan yang digunakan.
6. Yersinia
enterocolitica
Yersinia
enterocolitica termasuk dalam famili Enterobacteriaceae. Spesies patogen
terhadap manusia dan hewan adalah Y. pestis; Y. pseudotuberculosis; Y.
enterocolitica. Bakteri bersifat Gram negatif, fakultatif anaerobik, bentuk
batang (1 – 3,5 x 0.5 – 1.3mm) dalam kultur muda (25oC)
memproduksi sel-sel oval atau kokoid (coccoid). Suhu optimum pertumbuhan
bakteri adalah 32 – 34oC, pada suhu 37oC memerlukan
nutrisi, 3 dari 4 jenis asam amino berikut yaitu asam glutamat, thiamin,
sistin, dan pantotenat. Pertumbuhan lebih baik bila ditambah asam amino
bersulfur (metionin atau sistein), dan ditambah thiamin. Bakteri toleran
terhadap pH tinggi, garam-garam empedu, dan surfaktan. Tahan pembekuan (dalam
makanan beku), -16 sampai –17oC. Mati dengan pasteurisasi, nilai D
pada suhu 62,8oC adalah 0.24 – 0.96 menit.
Sumber : http://hartoko.wordpress.com/keamanan-pangan/mikroba-patogen/